Cara Menyimpan Semen agar Tidak Menggumpal dan Kedaluwarsa

Semen adalah salah satu material konstruksi paling vital dalam pembangunan, baik untuk pondasi, dinding, hingga finishing. Namun, banyak orang sering lupa bahwa semen bersifat sangat mudah menyerap kelembapan. Akibatnya, jika cara penyimpanan di lapangan tidak tepat, semen bisa menggumpal, menurun kualitasnya, bahkan menjadi tidak layak pakai.

Bayangkan, proyek Anda bisa terganggu hanya karena semen rusak sebelum digunakan. Tentu merugikan waktu, biaya, dan mutu bangunan. Karena itu, penting memahami cara menyimpan semen yang benar agar kualitasnya tetap terjaga dari awal sampai aplikasi di proyek.

Kenapa Semen Mudah Rusak?

Semen bersifat higroskopis, artinya sangat mudah menyerap uap air dari udara. Jika terkena air, terjadi proses hidrasi prematur (reaksi awal semen dengan air) yang justru merusak kemampuan ikatnya. Kantong semen juga bisa rapuh bila terlalu lembap, sehingga memicu kerusakan fisik dan tumpah.


Tips Menyimpan Semen agar Aman

Pertama, pastikan lokasi penyimpanan kering, tertutup, dan memiliki ventilasi baik. Gudang yang bocor atau lembap adalah musuh utama semen. Sebaiknya semen diletakkan di atas alas kayu atau palet setinggi 15–20 cm agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah. Ini membantu mencegah serapan kelembapan dari bawah.

Hindari menumpuk kantong semen menempel langsung ke dinding gudang. Sisakan jarak sekitar 30 cm agar udara dapat bersirkulasi di sekelilingnya. Dengan begitu, kelembapan dinding tidak langsung menular ke kantong semen.

Tumpukan semen juga tidak boleh terlalu tinggi. Tumpukan berlebihan bisa merusak kantong di bawahnya, membuat semen menggumpal, bahkan sobek. Batasi ketinggian tumpukan supaya mudah diambil, aman, dan tetap stabil.

Selain itu, pastikan Anda menutupi tumpukan dengan terpal atau plastik. Namun jangan sampai terpal menempel rapat tanpa celah, karena justru bisa menimbulkan kondensasi dan menambah kelembapan.

Satu tips penting lainnya adalah gunakan metode FIFO (First In First Out), artinya gunakan semen yang datang lebih dulu sebelum memakai semen yang baru. Cara ini mencegah semen terlalu lama disimpan hingga lewat masa kadaluarsa, yang biasanya sekitar 2–3 bulan sejak tanggal produksi.


Apa yang Terjadi Jika Semen Kedaluwarsa?

Semen yang terlalu lama disimpan dan terpapar kelembapan akan kehilangan sebagian besar daya ikatnya. Walaupun tampak masih bisa dipakai, hasil akhirnya bisa membuat struktur rapuh atau retak-retak di kemudian hari. Kerusakan seperti ini sulit dideteksi di awal, tetapi dampaknya sangat merugikan. Karena itu, lebih baik menyimpan semen dengan prosedur yang tepat sejak awal.

(Baca juga: Penggunaan Baja Daur Ulang dalam Konstruksi Modern)

(Baca juga: Panduan Memilih Besi Ulir Beton yang Tepat)

Kesimpulan

Menyimpan semen dengan cara yang benar adalah langkah sederhana tetapi berdampak besar dalam menjaga mutu konstruksi. Tempat yang kering, ventilasi baik, alas yang memadai, serta penerapan FIFO akan membuat semen selalu siap pakai tanpa risiko menggumpal atau kehilangan kualitas.

Kenalan dengan Utama Sukses Lestari

PT. Utama Sukses Lestari adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi besi dan baja yang berlokasi di Banten, Jawa Barat. Perusahaan ini bermula dari Toko Besi Kragilan Utama dan kini telah berkembang sebagai spesialis bahan bangunan, khususnya besi dan baja. Menyediakan berbagai produk besi, termasuk besi beton, kawat bendrat, dan material konstruksi lainnya, seperti WF dan CNP, yang mendukung proyek pembangunan di berbagai sektor.

Sumber: SNI 15-2049-2004 Semen Portland, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi.

Anda juga mungkin menyukainya :

Scroll to Top